Deal One 's blog
Rabu, 07 September 2022
Jumat, 22 Juli 2022
Senin, 27 Mei 2019
Dongeng Santet Bugis Makassar
Dahulu kala ketika jaman kesultanan, rakyat bugis makassar hidup berdampingan dengan damai. tapi kemudian berubah menjadi sebuah perseteruan karena paham kedaerahan yang saling menjunjung adat istiadat. pada suatu daerah, khususnya didaerah makassar. hiduplah seorang ibu yang baik dan bijaksana, namanya adalah saripah. beliau adalah sangat menjunjung nilai2 adat bugis makassar. suatu hari, saripah diberi hidayah dengan kehamilannya sebagai wanita sempurna. saking anehnya, saripah mengandung 7 anak. kemudian melahirkannya sekaligus dengan sempurna. sampai sekarang, saya sebagai penulis belum tau pasti namanya satu persatu ke-7 anak tersebut. yang jelasnya saripah melahirkan 4 putri dan 3 putra. ke-7nya bergelar karaeng pitu'e. anak-anak tersebut semuanya sangat kompak dan saling menyayangi satu sama lain. ke-7 anak tersebut
Sabtu, 18 Mei 2013
Pendekatan ilmu harmoni
Pendekatan Ilmu Harmoni
Menganalisis musik ilustrasi sebuah film dengan
pendekatan ilmu harmoni oleh Karl Edmund Prier, ternyata musik ilustrasi juga
memiliki unsur harmoni, harmoni dari musik ilustrasi tentu akan menghasilkan
akord, sebagaimana musik harmoni oleh Karl Edmund Prier dalam Pabadungan
(1991:4) berarti keselarasan antara suara-suara dalam hubungan horisontal
sehingga menimbulkan kesan yang indah. Keselaran beberapa suara yang bersamaan
dalam hubungan horisontal adalah akord. (Karl
Edmund Prier dalam Pabadungan, 1991:5).
Analisis musik ilustrasi dari
Pendekatan harmoni oleh Karl Edmund Prier, sudut pandangnya dapat dilihat dari
Akord pokok tangga nada Mayor dan Minor, Pembalikan Akord, Kadens dan hubungan
akord mayor dan minor.
1.1 . Akord pokok Tangga Nada Mayor (1, 1, ½, 1, 1, 1, ½ )
Karl Edmund Prier dalam Pabadungan (1991: 5-7) menerangkan
bahwa akord terbentuk dari nada dasar disusun atas jarak ters dan kwint atau
triad misalnya dalam tangga nada C mayor : c-d-e-f-g-a-b-ci . atau
1-2-3-4-5-6-7-1i Maka nama dan susunan adalah :
a) Akord c-e-g, adalah akord C mayor tingkat I atau akord Tonika.
b) Akord d-f-a, adalah akord D minor tingkat IIm atau akord supertonika minor
c) Akord e-g-b, adalah akord E minor tingkat IIIm atau akord median minor.
d) Akord f-a-c, adalah akord F mayor tingkat IV atau akord sub dominan.
e) Akord g-b-d adalah akord G mayor tingkat V atau akord dominan.
f) Akord a-c-e adalah akord A minor tingkat VIm atau akord sub median minor.
g) Akord b-d-f adalah akord B diminished tingkat VII dim atau akord leadingnot diminished.
1.2. Akord pokok tangga nada minor
Sebagaimana diketahui bahwa tangga nada minor ada tiga macam yaitu : a) tangga nada minor asli,
b) tangga nada minor harmonis dan c) tangga nada minor melodis.
a) Tangga nada minor asli (1, ½, 1, 1, ½, 1, 1)
Misalnya tangga nada A minor : ai-bi-c-d-e-f-g-a atau
6i 7i 1 2 3 4 5 6. Sama seperti pada tangga nada mayor, maka akord minor
dimulai dari nada pertama, ketiga dan kelima menjadi tonika minor akor tingkat
begitupun selanjutnya, contoh:
1) Akord a-c-e atau la, do, mi disebut
sebagai akord A minor tingkat i m, atau akor tonika minor, Apabila menulis kode tingkatan akord minor maka
hendaknya ditulis dengan angka romawi kecil : i, ii, iii, iv, v, vi, vii, viii
2) Akord b-d-f adalah akord B dim tingkat ii
dim atau akord supertonika diminished
3) Akord c-e-g adalah akor C mayor tingkat iii atau akord median
4) Akord d-f-a adalah akord D minor tingkat iv m atau akord sub dominan minor
5) Akord e-g-b adalah akord E minor tingkat v m atau akord dominan minor
6) Akord f-a-c adalah akord F mayor tingkat vi atau akord sub median
7) Akord g-b-d adalag G mayor tingkat vii
atau akord leadingnot
b)
Akord tangga nada minor harmonis (1,½ ,1, 1, ½, 1½, ½ )
Misalnya tangga nada A minor harmonis (a,b,c,d,e,f,gis,a) maka
akord-akordnya adalah :
1) Akord a-c-e atau la, do, mi disebut
sebagai akord A minor tingkat i m, atau akor tonika minor
2) Akord b-d-f adalah akord B dim tingkat ii
dim atau akord supertonika diminished
3) Akord c-e-g adalah akor C mayor tingkat iii atau akord median
4) Akord d-f-a adalah akord D augmented tingkat iv Aug atau akord sub dominan augmented
5) Akord e-gis-b adalah akord E Mayor tingkat v akord dominan
6) Akord f-a-c adalah akord F mayor tingkat vi akord sub median
7) Akord gis-b-d adalah akord gis diminished tingkat vii dim
akord leadingnot diminished.
c)
Akord tangga nada minor melodis (1, ½ ,
1, 1, 1, 1, ½ )
Misalnya tangga nada A minor melodis (a,b,c,d,e,fis,gis,a) maka
akord-akordnya adalah :
1) Akord a-c-e atau
la, do, mi disebut sebagai akord A minor tingkat i m, atau akor tonika minor
2)
Akord
b-d-fis adalah akord B minor tingkat ii
m atau akord supertonika minor
3) Akord
c-e-gis adalah akord C augmented tingkat iii
Aug atau akord median augmented
4)
Akord d-fis-a
adalah akord D mayor tingkat iv atau
akord sub dominan
5)
Akord
e-gis-b adalah akord E mayor tingkat v atau
akord dominan
6)
Akord
fis-a-c adalah akord fis diminished tingkat vi dim atau akord sub
median diminished
7)
Akord
gis-b-d adalah akord gis diminished tingkat vii dim atau akord leadingnot diminished
Selasa, 26 Maret 2013
Fungsi musik ilustrasi
Fungsi
Musik ilustrasi dalam film
Pengertian Musik
ilustrasi menurut Pratista ( 2008: 154) adalah musik latar yang mengiringi aksi
selama film berjalan. Apakah fungsi musik ilustrasi dalam film ! Fungsi musik ilustrasi dalam film menurut Widagdo,
Gora (2007:3) dengan judul buku “Bikin
film itu mudah” diterangkan bahwa musik ilustrasi berguna untuk menciptakan
mood (suasana kejiwaan), memperkuat
informasi ataupun mempertegas informasi. Sedangkan menurut Ayawaila (2008:138)
dengan judul buku “Dokumenter”
diterangkan bahwa musik ilustrasi khususnya dalam film dokumenter, musik
ilustrasi lebih umum ditempatkan sebagai transisi antara adegan satu dengan
adegan berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis telah menemukan
beberapa fungsi musik ilustrasi sebuah film, fungsi dalam buku tersebut berarti
telah membahas kaitan antara musik dan film.
Musik
Ilustrasi
a. Pendekatan
Musik dan Film
Musik
oleh Simanungkalit (2008:1) dalam bukunya yang berjudul “Teknik vokal paduan suara” dijelaskan bahwa musik adalah keindahan
suara yang dapat didengar dan terdiri atas unsur melodi, harmoni, irama (
ritme), dan warna suara yang dihasilkan oleh alat-alat ataupun yang dihasilkan
oleh manusia (vokal). Dalam buku tersebut penulis tidak menemukan adanya kaitan
antara fungsi musik dengan film, namun penulis dalam hal ini, hanya ingin
mengetahui arti musik beserta unsurnya sebagai landasan teori. Berdasarkan
kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa musik adalah nada atau suara yang
memiliki 4 unsur dasar yaitu irama ( ritme), melodi, harmoni dan timbre (warna suara) yang bersumber dari
instrument maupun vokal. Setelah mengetahui dasar mengenai musik, penulis
kemudian menyamakan persepsi dengan pendekatan interdisipliner, apakah unsur
musik yang diterangkan oleh Simanungkalit (2008:1) dibahas juga dalam buku “Bikin
film indie itu mudah” yang ditulis oleh Widagdo, Gora (2007) dan buku “Dokumenter”
oleh Ayawaila (2008). Setelah ditinjau, ternyata musik juga dibahas dalam film, musik secara
umum dalam film digunakan sebagai ilustrasi film yaitu musik melengkapi
penjelasan bahasa film yaitu bahasa gambar dan bahasa suara (Pratista. 2008:3).
Tetapi penulis belum menemukan pembahasan mengenai kaitan unsur-unsur musik dalam
film dari buku yang ditulis oleh Widagdo, Gora (2007) dan Ayawaila (2008). Berbeda
dengan pratista (2008) dengan judul buku “Memahami
film”, dalam buku tersebut, musik merupakan unsur dari suara, suara dalam
film merupakan bagian dari unsur sinematik film yang berkaitan dengan musik
(pratista. 2008:1). Setelah ditinjau, unsur suara yang berkaitan dengan musik
dan film terdiri dari 3 unsur yaitu : 1). Musik, 2). Kualitas Suara, dan 3).
Ritme suara.
Unsur
yang pertama yaitu musik, musik menurut Pratista
(2008:154) merupakan elemen yang berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana sebuah film.
Musik dapat dikelompok menjadi dua macam yaitu musik ilustrasi dan lagu. Musik
ilustrasi adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan
sedangkan lagu merupakan lirik yang berperan membentuk karakter serta mood film.
Unsur
yang kedua yaitu kualitas suara, kualitas suara menurut Pratista. (2008:175)
adalah aspek tehnis oleh Sineas (film
maker) untuk mengontrol dan memanipulasi jenis- jenis suara seperti loudness, pitch dan timbre berdasarkan kebutuhan dan tuntutan film. Loudness dalam film merupakan suara atau
volume, sineas biasanya mengatur kuat-lemahnya intensitas suara atau volume
berdasarkan ilustrasi adegan dalam film. Pitch,
pitch ditentukan oleh frekuensi suara. Semakin tinggi frekuensi semakin
tinggi pula pitch suara, demikian
pula sebaliknya. Ada 3 jenis frekuensi dalam pitch suara yaitu low (bass), midrange, dan high (treble). Contoh suara low (bass)
dalam film seperti suara tembakan, gemuruh, mesin truk dan drum. Suara Midrange dalam film yaitu seperti suara
dialog, dan bunyi telepon. Sementara suara treble
lebih menonjol dan memberikan detil suara yang jelas seperti suara kelinting
bel, simbal, dan gelas pecah. Dan yang terakhir dari unsur kualitas suara yaitu timbre. Timbre atau warna
suara dalam film digunakan untuk
menentukan perbedaan kualitas suara antara tiap jenis instrumen musik. Sineas (film maker) umumnya menggunakan timbre atau warna suara sebagai ilustrasi adegan dalam filmnya. Contohnya: seperti
suara biola, piano dan sebagainya.
Unsur
yang terakhir mengenai unsur suara
adalah ritme suara, ritme suara atau musik umumnya berhubungan erat dengan
ritme aksi serta ritme editing dalam film. Ritme atau tempo oleh sineas
dijadikan sebagai penanda kesan dari
ilustrasi musik dan karakter tokoh .(Pratista.2008:159). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur musik dalam film berupa warna suara, dan ritme telah
dibahas dalam buku Pratista (2008) dengan judul “ Memahami film” , meskipun unsur-unsur musik yang lain seperti
melodi dan harmoni belum dibahas. Maka dari itu penulis akan melengkapi
kekurangan dalam buku tersebut dalam hasil penelitian dan sekaligus melengkapi buku yang ditulis oleh Widagdo, gora ( 2007) dengan judul “Bikin film indie itu mudah” dan Ayawaila
(2008) dengan judul “Dokumenter”.
Langganan:
Postingan (Atom)